Cerita oleh Hadiwinata Kami duduk sejajar, sama rendah, menatap heterogenitas dunia yang tenteram dari sebuah sudut. Seperti dedaunan, angin membawa merdu suara biola, flute, dan harmonika ke seantero taman. Lembut menyapa, seolah hendak membelai dan menyampaikan suatu pesan. Begitu juga dengan kicau burung, suara nyaring bocah, celoteh orang-orang dewasa dengan berbagai bahasa yang entah—betapa asing. Sepasang manusia senja melintas di depan kami. Mereka …
Continue reading "Lukisan Expulsion et Viol, Tragedie de 1998"